Kenaikan Harga Cabai Yang Menggila

Badan Pengukur Fokus (BPS) secara transparan membeberkan penyebab kenaikan harga semur kacang yang semakin mencekik konsumen –Tercatat, harga cabai rawit merah mencapai Rp100.000 per kilogram (kg) di berbagai daerah.

Delegasi Laporan Akuntansi dan Pemeriksaan Terukur BPS, Moh Edy Mahmud mengatakan, kenaikan harga dasar cabai merah dan cabai rawit dipengaruhi oleh tiga variabel. Pertama-tama, perubahan kondisi cuaca mempengaruhi persiapan rebusan. Faktor penyebab mahalnya harga makanan pedas selanjutnya adalah berkurangnya produksi semur kacang di berbagai masyarakat lokal. Dampaknya, stok cabai semakin berkurang. Penyebab ketiga yang menyebabkan harga cabai rawit melonjak adalah masalah transportasi. Oleh karena itu, pendistribusian produk semur kacang menjadi tidak seimbang dan menyebabkan penyimpangan biaya.
Ekspansi rebusan kacang

Edy mencatat, ekspansi semur kacang merah terbesar terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dia mengatakan, kenaikan harga semur merah di wilayah tersebut karena dampak musim kemarau yang panjang. “Perkembangan peternak semur kacang di Rezim Bulukumba diperkirakan menghadapi dampak serius dari musim kemarau panjang yang merupakan kekhasan El Nino,” kata Edy.Sementara itu, pertumbuhan produk cabai rawit tertinggi terjadi di Sumenep, Madura. Vortex mengatakan lonjakan harga semur di Sumenep disebabkan berkurangnya pasokan.“Sumenep mencatat peningkatan produksi cabai rawit tertinggi karena stok cabai rawit ke Sumenep semakin menipis,” pungkas Edy.

Harga Cabai Rawit Mencapai Rp 100 Ribu per Kg
Sebelumnya, Pimpinan Organisasi Pangan Masyarakat (NFA) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait alasan kenaikan harga cabai rawit merah hingga lebih dari Rp 100.000 per kilogram (kg) di berbagai daerah. Arief mengatakan, pengembangan berbagai macam semur sempat terhenti akibat El Nino. Kondisi ini diperburuk dengan berbagai tempat produksi yang masyarakat miskin belum memasuki musim pengumpulan utama.

“Saat ini produksi cabai berbagai macam mengalami pembusukan karena El Nino dan kita belum masuk koleksi primer,” ujar Arief dalam proklamasinya di Jakarta, Ranu (8/11). Harga dari para oenjual mengatakan harga termurah itu 70rb rupiah di semua lapak pasasr induk Sementara untuk harga ecer di pedang kecil cukup malah bisa ssampe 80rb – 90 ribu  Malah di tempat lain harganya bisa sentuh 100 rb per kg nya bahkan ada yang sentuh 150rb per kg

IPB: Perluasan Rebusan Membutuhkan Energi bagi Peternak untuk Membangun Kreasi IPB mengajak para petani untuk mengunakan energi yang lain agar mendapatkna kebutuha selama bertani. seperti pengganti pupuk dna obat racun untuk hama agar tidak gagal panen, sebenrya banyak sumber saya yang bisa di manfaatkan untuk pengentin  pupuk dan obat racun  agar biaya lebih murah dan tidak membebankan biaya lebih terhadapa ptaniyang masih merintis dan belum mendaptkan profi untuk petani yang baru,
Seperti yang kita lihat, ini adalah saat yang tepat bagi para peternak untuk meningkatkan efisiensi. Kami membantu mereka memanfaatkan inovasi mikroba secara serius,” ujarnya, Rabu (13/12/2023).

Ia memahami, di tengah pemotongan biaya, IPB justru menghimbau para peternak untuk meningkatkan produksi agar gajinya juga meningkat. Saat ini IPB membantu para peternak semur kacang untuk menggunakan inovasi mikroba terkonsentrasi di enam daerah yaitu Rezim Pandeglang, Pemerintahan Garut, Rezim Tegal, Rezim Bantul, Rezim Kediri dan Pemerintahan Gowa. Rencananya inovasi ini juga akan diciptakan untuk beberapa produk berbeda.

“Inovasi mikroba terkonsentrasi tidak menggunakan pestisida majemuk sama sekali sehingga dapat mengurangi biaya pembuatan sebesar 27% dan mengurangi penumpukan pestisida,” katanya.
Fasilitator Silaturahmi Pejabat Pengendali Organik Iritasi Tanaman (POPT)

Tanaman Sayuran dan Restoratif, Ditjen Budidaya, Dinas Agrobisnis, Wita Khairia menuturkan, tingginya tingkat penumpukan produk semur kacang tanah air menjadi penghambat siklus komoditas. . Dengan cara ini, Dinas Pertanian mendukung pelaksanaan program penyebaran inovasi mikroba yang ditingkatkan untuk menciptakan produk yang serius di pasar global.

“Kami mendorong pengembangan produk-produk kejam untuk memenuhi pasar produk. Inovasi mikroba terkonsentrasi ini memungkinkan untuk mengurangi simpanan pestisida hingga 100%,” katanya.

Peternak rebusan asal Garut, Jejen, mengatakan penggunaan inovasi mikroba yang ditingkatkan ini memperluas produksi rebusan bergelombang hingga 25 persen. Di tengah biaya yang besar, ia bisa meraup untung lebih banyak lagi sehingga keuntungan yang diperolehnya juga lebih besar.

“Hasilnya meningkat sekitar 25%. Ketika biayanya besar, maka produksinya juga bagus,” ujarnya.

By maticvr

Related Post