Masyarakat menikmati peluncuran kereta cepat

Masyarakat menikmati peluncuran kereta cepat – Kamis malam itu, warga sekitar Jabodetabek sudah mendaftar untuk pendahuluan kereta cepat Halim-Bandung yang melintasi Stasiun Halim. Sejak satu jam sebelum kereta lepas landas, warga sudah menunggu di dalam stasiun. Mereka sangat energik, dengan gadget mereka yang tidak pernah hilang untuk memotret setiap sisi stasiun.
Tepat pukul 13.45, pintu masuk kereta dibuka. Penumpang berlomba mencari kursi sesuai nomor reservasi kursi di situs. Pada pukul 14.00, kereta bergerak dengan kecepatan berbeda, dari 220 kilometer setiap jam hingga 350 kilometer setiap jam. Sepanjang perjalanan, wisatawan terus mengabadikan momen melalui gadget mereka.

Salah satu pemudik, Vannya Aurin (24), mengaku sangat antusias meninjau kereta cepat tersebut. Ia mampu begadang hingga larut malam untuk mendapatkan tiket gratis melalui situs Ayonaik.kcic.co.id. Vannya tidak punya alasan jelas untuk tidak mencoba kereta cepat, apalagi jarak tempuh dari rumahnya ke Stasiun Halim hanya 8 menit.
Menurut Vannya, kesan naik kereta cepat tidak sama dengan kereta pada umumnya. KCJB agak menyenangkan baginya. Guncangan yang dirasakan di dalam kereta tidak terlalu terasa meski berada di kelas ekonomi premium.

Van ini memiliki sensasi di kelas ekonomi premium seperti kereta api pada umumnya. Kursinya nyaman dan bisa diubah sesuai keinginan, pendinginnya bagus, dan ada meja lipat di setiap kursi. Bagian dalam gerbong juga terlihat sangat bagus.
KCJB menawarkan tiga kelas berbeda. Kelas ekonomi premium terdiri dari 555 kursi dengan rencana 3-2. Joknya terbuat dari kulit anak sapi dengan tema batik mega mendung dengan warna biru tua. Sementara itu, kelas atas memiliki 18 kursi gelap dengan denah 2-1 yang terbuat dari kulit sapi palsu. Untuk kelas bisnis terdapat 28 kursi berwarna merah dengan game plan 2-2 yang juga terbuat dari kulit anak sapi palsu.

Wisatawan lainnya, Febrian (26), sependapat dengan Vannya. Ia mengaku bersemangat memikirkan agar perjalanan dari Halim ke Bandung (142,3 km) bisa ditempuh dalam waktu singkat, tanpa kemacetan dan gelombang polusi. Selain itu, kereta api dapat melayani lebih banyak pemudik.a

Namun, melihat jumlah kantor yang banyak dan waktu tempuh yang singkat, Febrian melihat kemungkinan melintasnya kereta cepat akan tinggi. Dengan begitu, tidak semua orang bisa menjumpai kereta Antisipasi harga yang wajar Penyisihan kereta ini menjadi peluang bagus bagi Amelia Safitri (32). Penghuni Cileunyi, Rezim Bandung, yang bekerja di Jakarta Timur bisa kembali ke tempat mereka dibesarkan secara cuma-cuma. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu lebih dari tiga jam, dipangkas menjadi hanya 40-45 menit dengan memanfaatkan kereta cepat Ia juga meyakini akan ada penurunan tarif bagi masyarakat di sekitar stasiun kereta cepat. Dengan begitu, masyarakat Bandung tetap bisa berkesempatan mengunjungi ibu kota menggunakan kereta cepat, maupun sebaliknya.

Corporate Correspondence Supervisor Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti menuturkan, selama masa pengujian, jumlah penumpang kereta cepat dibatasi sebanyak 2.000 orang per hari untuk perjalanan full round.

Amelia yakin tarif yang dipatok nantinya bisa berlaku di semua pertemuan. Sebab, dengan asumsi biayanya mahal, ia akan mempertimbangkan naik kereta cepat. Padahal, dia sebenarnya perlu mencobanya lagi karena kantornya menyenangkan dan jangka waktunya pendek.
Perjalanan dapat diakses dari Stasiun Tegalluar menuju Stasiun Halim maupun sebaliknya dengan penentuan waktu penerbangan pada pukul 09.00 dan 14.00. Setiap seri memiliki batas 601 kursi.

“Dengan adanya uji coba publik ini diharapkan masyarakat benar-benar ingin melihat kehadiran kereta cepat di Indonesia, yang pertama di Asia Tenggara. Idealnya masyarakat juga bisa memanfaatkan kereta cepat,” kata Emir. Emir mengatakan, kereta cepat Halim-Bandung memiliki panjang lintasan 142,3 km dengan 13 lintasan. Saat difungsikan, KA ini akan melayani empat stasiun yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Selanjutnya, administrasi kereta cepat akan mulai dibayarkan mulai Oktober 2023. Yang memprihatinkan, kata dia, hingga saat ini belum ada jaminan pajak otoritas dari KCIC. Pihaknya juga belum fokus pada kemungkinan lebih besarnya pembatasan biaya bagi penumpang di sekitar stasiun kereta cepat.

“prihal tarif ongkos masih dalam tahap kajian, namun nanti akan adakebijakan luar supaya agar masyarakat semakin banyak yang berupaya memanfaatkan KCJB,” ujarnya

By maticvr

Related Post